SEJARAH KALENDER MASEHI
Oleh:
M. Afif Yuniarto, S.H.I., M.Ag
Konon kalender Masehi
yang kita kenal saat ini diadopsi dari sistem kalender Romawi yang pertama kali
digagas oleh Humo Pompilius, Raja Romawi II, sekitar abad ke-7 SM. Hanya saja saat itu sistem
kalender masih menggunakan sistem Lunar (Bulan sebagai patokan). Berbeda dengan
kalender Masehi sekarang yang menggunakan sistem Solar (Matahari sebagai
patokan). Akan tetapi jika dirunut lebih jauh lagi ke belakang, sistem kalender
Masehi sebagaimana yang kita kenal sekarang sejatinya telah digunakan oleh
orang-orang Mesir Qibti (Koptik) sejak 4236 tahun SM. Ketika itu orang-orang
Qibti sudah menggunakan kalender dengan sistem Solar. Mereka membagi bulan
menjadi dua belas bulan dengan jumlah 30 hari setiap bulannya. Khusus bulan
kedua belas, mereka menambahkan lima hari untuk hari raya mereka yang mereka
namai “ hari nasi’ ”. Sehingga pada bulan kedua belas, jumlah hari sebanyak tiga puluh
lima. Tatanan seperti ini kemudian diubah oleh Batholemus pada tahun 238 SM.
Batholemus menetapkan adanya sistem Kabisat tiap empat tahun sekali. Dengan demikian
bulan kedua belas akan berjumlah 36 hari setiap empat tahun sekali.
Kembali pada kalender
orang-orang Romawi. Pada mulanya, orang Romawi menggunakan Bulan (Qomar/Moon)
sebagai patokan tahun. Kemudian mereka membuat kalender dengan sistem Lunisolar
(sistem kalender yang memadukan peredaran Bulan sebagai siklus bulan dan
peredaran Matahari sebagai siklus tahun). Pada saat inilah orang-orang Romawi
mulai mengenal sistem dua belas bulan dalam satu tahun sekaligus memberikan
nama untuk tiap-tiap bulan. Secara berurutan, nama dua belas bulan yang dikenal
pada saat itu adalah Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis,
September, October, November, Desember, Januarius, dan Februarius. Dari kedua
belas bulan tersebut, Orang-orang Romawi menetapkan tujuh bulan di antaranya
berjumlah 29 hari per-bulannya, tiga bulan berjumlah 31 hari, dan satu bulan
berjumlah 28 hari. Sebagai konsekuensi atas penggunaan kalender sistem
lunisolar ini, maka tiap satu tahunnya hanya terdiri dari 355 hari. Sementara
siklus peredaran Matahari dalam satu tahun sebanyak 365 hari. Maka dari itu,
untuk mensingkronkan antara peredaran Bulan dan Matahari ini, ditetapkanlah
bulan ketiga belas yang bernama Marcedonius setiap tiga tahun sekali.
Terobosan besar
kemudian dilakukan oleh Pontivex Maximus Yunani pada tahun 153 SM. Pada mulanya,
bulan yang pertama dalam siklus kalender Masehi adalah bulan Martius (Maret). Hal
ini didasarkan atas posisi Matahari yang selalu berada pada titip Aries (buruj Haml)
setiap tanggal 21 Maret. Oleh Pontivex Maximus kemudian ditetapkan bahwa bulan
yang pertama adalah bulan Januarius, dilanjutkan bulan Februarius, baru
kemudian Martius hingga December sebagaimana urutan yang kita kenal sekarang.
Dalam sejarahnya,
setidaknya ada dua sistem kalender yang dimiliki oleh kalender Masehi, yaitu
sistem Julian dan Sistem Gregorian. Sistem Julian pertama kali dicetuskan oleh Julius
Caesar pada tahun 47 SM. Keterlibatan Caesar dalam hal ini dilatarbelakangi
oleh terpilihnya Caesar sebagai anggota Pontiveks Maximus pada tahun 63 SM setelah
Caesar mempelajari sistem kalender Mesir yang dibangun berdasarkan perpaduan
musim dan peredaran Matahari ketika ia bermukim di Mesir. Bisa dibilang Caesar
kagum atas sistem kalender yang digunakan oleh orang-orang Mesir Caesar
kemudian mengubah sistem Lunar yang selama ini digunakan oleh orang-orang
Romawi dengan sistem Solar. Dalam hal ini, Caesar dibantu oleh seorang pakar astronom
sekaligus ahli matematika bernama Sosigenes. Kedua orang ini lalu menetapkan
bahwa jumlah hari dalam setahun adalah 365 lebih seperempat hari (365,25 hari).
Setiap empat tahun sekali ditambahkan waktu sehari untuk bulan Februarius,
sehingga bulan Februarius yang pada tahun-tahun pendek berusia 28 hari, maka
khusus pada tahun kabisat yang berjalan setiap empat tahun sekali, bulan
Februarius berusia 29 hari. Atas jasa Julias Caesar dalam merubah dan
menyempurnakan sistem kalender Masehi ini, namanya kemudian diabadikan sebagai
nama salah satu bulan, yaitu bulan Julius, menggantikan bulan Quintilis oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Yunani yang diketuai oleh Mark Anthony.
Suksesor Julius
Caesar, Kaisar Agustus melihat adanya kesalahan dalam sistem Julian. Ia
kemudian mengoreksi sistem ini dengan membuang seluruh tahun Kabisat dalam
rentang tahun 8 SM hingga tahun 8 M. Setelah tahun 8 M, tahun Kabisat kembali
berlaku sebagaimana pada mulanya. Atas jasanya ini pula, nama Agustus lalu ditetapkan
sebagai nama salah satu bulan menggantikan bulan Sextilis. Selain itu, jumlah
bulan Agustus yang menggantikan bulan Sextilis itu pun ditambah satu hari. Dari
yang pada awalnya berjumlah 30 hari menjadi 41 hari. Sejak itu ditetapkanlah
jumlah 31 hari untuk bulan Januarius, Maritius, Maius, Yulius, Agustus,
Oktober, dan Desember. Sisa bulan selain itu berjumlah 30 hari kecuali bulan
Februarius yang berjumlah 28 hari untuk tahun pendek (basithah) dan 29 hari
untuk tahun Kabisat.
Pada tahun 525 M,
Pendeta Dyonsius Exiquus menetapkan tahun kelahiran Isa al-Masih sebagai patokan
permulaan tahun kalender Masehi. Dengan demikian tahun kelahiran Isa al-Masih ditetapkan
sebagai tahun 1 M.
Setelah kurang lebih
selama 16 Abad menjadi sistem Kalender Masehi, pada tahun 1582 M Ugo
Buogompagni alias Gregorius VIII dibantu pakar matematika bernama Christopher
Clavius dan pakar astronomi Lilio Ghiraldi alias Aloysius Lilius melakukan
koreksi atas sistem Julian. Mereka menemukan bahwa peredaran Materi selama
setahun itu berjumlah 365, 242199 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Berbeda
dengan sistem Julian yang menetapkan jumlah hari sebanyak 365,25 hari atau 365
hari 6 jam dalam satu tahun. Berbeda 11 menit 14 detik. Jika ditotal, dalam
rentang waktu sejak sistem Julian ditetapkan hingga tahun 1582 M terdapat
keterpautan sebanyak 17.000 menit atau 10 hari. Maka untuk menyiasati hal ini,
tim yang dipimpin oleh Gregorius VIII ini melakukan koreksi dengan menghapus
tanggal 5 Oktober hingga 14 Oktober 1582. Sehingga setelah tanggal 4 Oktober
1582 M yang jatuh pada hari Kamis itu ditetapkanlah hari Jumat tanggal 15
Oktober 1582 M. Maka khusus pada tahun 1582 M ini, bulan Oktober hanya
berjumlah 21 hari. Sejak saat itu pula ditetapkan bahwa Tahun Kabisat adalah
tahun-tahun yang jumlahnya habis dibagi empat.
Dari sinilah kemudian sistem Gregorian (dinisbatkan kepada Gregorius VIIi) diterapkan sebagai pengganti dari sistem Julian.
Dari sinilah kemudian sistem Gregorian (dinisbatkan kepada Gregorius VIIi) diterapkan sebagai pengganti dari sistem Julian.
Referensi:
Muqaddimah
Fi ‘Ilmil Falak, karangan ‘Abdul
Hamid Mahmud
Irsyadul
Murid, karangan Ahmad Ghazali
Muhammad Fathullah
Dan ditambah materi
lain yang pernah didapat penulis saat belajar Ilmu Falak
http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/minuman-paling-membosankan-jadi-rahasia.html
BalasHapushttp://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/ledakan-kembang-api-malam-natal-lukai.html
http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/aktivis-telanjang-dada-rebut-patung.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2a
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM